Selasa, 28 September 2010

Agar Tetap Energik Selama Puasa Tahukah Anda bahwa puasa tanpa sahur bisa membuat diri cepat marah?

Puasa atau tidak makan dan minum selama 12 jam di bulan Ramadan bukan berarti Anda tidak dapat beraktivitas seperti biasa. Selama menjalankan ibadah puasa, jumlah asupan makanan berbeda dengan energi yang dikeluarkan.

Agar tak kehabisan energi selama menjalankan puasa ada beberapa kiat agar tubuh tetap fit selama berpuasa seperti dikutip dari Daffodil.

1. Niat
Motivasi atau niat menjalankan puasa ternyata berpengaruh pada kondisi tubuh melalui pusat pengatur di otak. Kadar asam lambung orang yang berniat puasa lebih rendah daripada orang yang kelaparan hingga lebih sanggup menahan lapar hingga saat berbuka. Nah itulah salah satu hikmah bahwa segala sesuatu harus di awali dengan niat. “Segala sesuatu tergantung niatnya”.

2. Asup menu bergizi
Konsumsi menu bergizi saat sahur dan berbuka sebagai sumber energi di siang hari. Jangan lupa asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral seimbang dalam setiap menu.

3. Makan sahur
Sahur berfungsi sebagai cadangan energi dalam aktivitas keseharian. Tidak sahur meningkatkan risiko terjadinya penurunan gula darah yang menyebabkan tubuh cepat lesu, loyo dan mudah marah.

4. Perbanyak minum air putih
Sejak berbuka hingga masuk sahur, banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi. Ini memberi tubuh waktu untuk menampung dan mengonsentrasikan cairan tubuh bagi keperluan saat menjalankan puasa.

5. Hindari makanan dan minuman terlalu banyak gula
Makanan dan minuman yang terlalu manis memicu tubuh memproduksi insulin dan cepat menimbulkan rasa lapar, lemas dan lesu. Saat makan sahur, perbanyak protein dan serat yang bertahan lebih lama dibanding jenis makanan lainnya.

6. Segera berbuka puasa pada waktunya
Pada saat berbuka awali makanan atau minuman hangat dan manis, seperti kolak atau kurma. Tetapi hindari minuman yang terlalu manis seperti soda atau minuman yang terlalu dingin karena akan membuat perut kembung. Setengah hingga satu jam kemudian, santap makanan secara bertahap agar tidak membebani pencernaan. Perbanyak buah dan sayuran.

7. Berolah raga ringan-sedang
Salah satu penyebab cepat lelah saat puasa adalah berolahraga di pagi hari. Namun, berolahraga ringan 1-2 jam sebelum berbuka meningkatkan vitalitas dan kebugaran.

8. Menjaga kebersihan gigi dan mulut
Saat menjalankan ibadah puasa, kegiatan makan dan minum di siang hari berhenti total. Sehingga, produksi kelenjar air liur berkurang dan mulut menjadi cepat asam dan berbau. Karenanya, dianjurkan segera menggosok gigi sehabis makan sahur agar sisa-sisa makanan tidak membusuk di rongga mulut.

Sumber :
http://kosmo.vivanews.com/news/read/170258-agar-tetap-energik-selama-puasa

FADHILAH SHALAT TARAWIH

Di riwayatkan oleh Saiyidina Ali (r.a.) daripada Rasulullah S.A.W., sebagai jawapan dari pertanyaan sahabat-sahabat Nabi S.A.W. tentang fadhilat (kelebihan) sembahyang sunat tarawih pada bulan Ramadan:Shalat tarawih di bulan ramadan hukumnya sunnah muakkad bagi umat islam .Oleh sebab itu usahakan kita jangan sampai meninggalkan bulan ramadan.
Dibawah ini adalah fadhilah / pahala salat tarawih tiap malamnya

Malam ke-1 : Orang mu’min diampuni dosanya, bersih seperti bayi lahir dari kandungan ibunya

Malam ke-2 : Allah mengampuni dosa kita dan kedua orang tua (Bapak-ibu) kita

Malam ke-3 : Malaikat memanggil dari alam ‘Arasy, berseru: ”Segeralah kamu beramal, Allah mengampuni dosa-dosamu terdahulu”

Malam ke-4 : Diberi pahala Sebanyak membaca Taurat,Injil,Zabur,Al-Qur’an

Malam ke-5 : Diberi pahala sebanyak shalat di Masjidil haram, Masjidil Aqsha, dan Masjid Nabawi

Malam ke-6 : Diberi pahala sebanyak pahala tawaf di Baitul Makmur, dan setiap batu-batuan dan Tanah liat beristighfar untuknya

Malam ke-7 : Seolah-olah bertemu Nabi Musa berjuang bersama melawan Firaun dan Haman

Malam ke-8 : Diberi segala apa yang diterima oleh Nabi Ibrahim

Malam ke-9 : Seolah-olah beribadah seperti yang dikerjakan Nabi Muhammad SAW

Malam ke-10 : Diberi kebaikan dunia akhirat

Malam ke-11 : Bakal meniggal dunia bersih dari segala dosa seperti bayi yang baru dilahirkan

Malam ke-12 : Wajah kita akan bercahaya seperti bulan purnama dihari kiamat

Malam ke-13 : Kelak dihari kiamat akan aman dari segala kejahatan

Malam ke-14 : Dibebaskan dari hisab, dan para malaikat memberi kesaksian atas ibadah tarawih kita

Malam ke-15 : Malaikat bersholawat pada kita, penaggung ‘Arasy dan kursi

Malam ke-16 : Dibebaskan dari segala siksa neraka dan bebas pula masuk surga

Malam ke-17 : Diberi pahala yang diterima para nabi

Malam ke-18 : Malaikat memanggil “Ya hamba Allah, engkau dan kedua orang tuamu telah diridhoi oleh Allah SWT

Malam ke-19 : Ditinggikan derajatnya di surga Firdaus

Malam ke-20 : Diberi pahala syuhadak dan sholihin

Malam ke-21 : Dibangunkan sebuah gedung Nur di surga

Malam ke-22 : Akan aman dihari kiamat dari bencana yang menyedihkan dan menggelisahkan

Malam ke-23 : Dibangunkan sebuah kota di surga

Malam ke-24 : Doa yang dipanjatkan sebanyak 24 doa akan dia kabulkan

Malam ke-25 : Dibebaskan dari siksa kubur

Malam ke-26 : Ditingkatkan pahalanya 40 tahun

Malam ke-27 : Melintasi jembatan shirat bagai kilat menyambar

Malam ke-28 : Ditinggikan derajatnya 1000 tingkat disurga

Malam ke-29 : Diberi pahala sebanyak 1000 haji mabrur

Malam ke-30 : Diseru Allah SWT dengan firmanNya, ”Ya Hambaku, silakan makan buah-buahan Surga, silakan mandi air Salsabil, dan minumlah dari telaga Kautsar, Akulah Tuhanmu dan kamu adalah hambaku”

sumber: kitab durratun nashihiin hal 18-19
http://blueholic28.wordpress.com/2007/10/22/fadhilah-shalat-tarawih/

KISAH TUKANG CUKUR

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.
Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.
“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”.
“Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .
“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”.
“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”
Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana“, si konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.
“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.
“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.
“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.
Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”

Sumber :
http://www.isdaryanto.com/cerita-hikmah

KISAH GARAM DAN TELAGA

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan tampak seperti orang yang tidak bahagia.
Pemuda itu menceritakan semua masalahnya. Pak tua yang bijak mendengarkan dengan seksama. Beliau lalu mengambil segenggam garam dan segelas air. Dimasukkannya garam itu bke dalam gelas, lalu diaduk perlahan. “ coba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya ?” ujar pak tua itu.
“ asin. Asin sekali ” jawab sang tamu sambil meludah kesamping
Pak tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Beliu lalu mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal Beliau. Sesampainya di telaga, pak tua menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga itu.
“ coba ambil air dari telaga ini dan minumlah “
Saat pemuda itu selesai mereguk air, beliau bertanya, “ Bagaimana rasanya?”
“ segar “ sahut sang pemuda.
“ apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?” tanya beliau lagi.
“ tidak “ jawab sang pemuda.
Dengan lembut Pak tua menepuk-nepuk punggung si anak muda.
“ anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam tadi, tak lebih dan tak kurang. Jumlah garam yang kutaburkan sama, tetapi rasa air yang kau rasakan berbeda. Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakan dalam hidup ini akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan, lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”
Beliau melanjutkan nasehatnya. “ hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mempu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua tergantung pada hati kita.

Mencegah Bau Mulut Saat Puasa Saat puasa, produksi air liur dalam mulut berkurang sehingga memicu bau mulut

Selama menjalankan ibadah puasa, masalah bau mulut seringkali menimbulkan ketidaknyamanan. Masalah yang kerap terjadi menjadi hambatan dalam pergaulan dan membuat minder.

Saat berpuasa, produksi air liur dalam mulut dan dalam saluran pencernaan berkurang sehingga menjadi lebih kering. Akibatnya timbul halitosis atau bau mulut.

Bau mulut juga dapat disebabkan penyakit sistemis seperti liver, lambung, saluran pernapasan serta ginjal akut. Sedangkan penyakit gigi dan mulut penyebab napas tak segar di antaranya gigi berlubang, radang gusi, gingivitis karena karang gigi, dan periodontitis.

Sebenarnya bau mulut saat menjalankan puasa tak perlu dirisaukan. Simak beberapa tips sederhana mencegah bau mulut selama puasa, seperti dikutip dari holisticcare-dentalclinic.

1. Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menggosok gigi dan lidah secara benar. Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi. Jika menggunakan cairan kumur, jangan memakai cairan dengan kandungan alkohol di atas 25 persen karena memicu risiko kanker rongga mulut.

2. Periksa ke dokter gigi Anda minimal enam bulan sekali. Bila ada waktu, lakukan spa gigi dua kali dalam sebulan untuk menjaga kesehatan gigi.

3. Hindari rokok dan alkohol karena berefek memperburuk status kebersihan mulut yang memicu terjadinya gingivitis dan periodontitis. Alkohol mengurangi produksi air liur yang akan memperparah bau mulut.

4. Perbanyak konsumsi buah-buahan pengusir bau mulut seperti apel, bengkuang dan wortel. Teh hijau mengandung bahan aktif catechin yang dapat menghilangkan plak, menurunkan kadar gula, dan membunuh bakteri penyebab bau mulut. Minumlah 2-5 cangkir teh hijau sehari.

5. Keju yang rendah karbohidrat, tinggi kalsium dan mengandung fosfat, dapat memperkuat email gigi, meningkatkan produksi air liur dan mengurangi pertumbuhan karang gigi.

6. Perbanyak konsumsi air putih minimal satu liter atau delapan gelas sehari selama berbuka hingga sahur. Ini untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuh.

7. Asup makanan probiotik seperti yogurt yang memelihara pencernaan dan menghambat bau mulut.

Sumber :
http://kosmo.vivanews.com/news/read/170332-mencegah-bau-mulut-saat-puasa

Berpuasa Tapi Meninggalkan Sholat

Barangsiapa berpuasa tapi meninggalkan shalat, berarti ia meninggalkan rukun terpenting dari rukun-rukun Islam setelah tauhid. Puasanya sama sekali tidak bermanfaat baginya, selama ia meninggalkan shalat. Sebab shalat adalah tiang agama, di atasnyalah agama tegak. Dan orang yang meninggalkan shalat hukumnya adalah kafir. Orang kafir tidak diterima amalnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir. ” (HR. Ahmad dan Para penulis kitab Sunan dari hadits Buraidah radhiallahu ‘anhu) At-Tirmidzi berkata : Hadits hasan shahih, Al-Hakim dan Adz-Dzahabi menshahihkannya.
Jabir radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(Batas) antara seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Tentang keputusan-Nya terhadap orang-orang kafir, Allah berfirman :
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. “(Al-Furqaan: 23).
Maksudnya, berbagai amal kebajikan yang mereka lakukan dengan tidak karena Allah, niscaya Kami hapus pahalanya, bahkan Kami menjadikannya sebagai debu yang beterbangan.
Demikian pula halnya dengan meninggalkan shalat berjamaah atau mengakhirkan shalat dari waktunya. Perbuatan tersebut merupakan maksiat dan dikenai ancaman yang keras. Allah Ta’ala berfirman:
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. ” (Al-Maa’un: 4-5).
Maksudnya, mereka lalai dari shalat sehingga waktunya berlalu. Kalau Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengizinkan shalat di rumah kepada orang buta yang tidak mendapatkan orang yang menuntunnya ke masjid, bagaimana pula halnya dengan orang yang pandangannya tajam dan sehat yang tidak memiliki udzur.?
Berpuasa tetapi dengan meninggalkan shalat atau tidak berjamaah merupakan pertanda yang jelas bahwa ia tidak berpuasa karena mentaati perintah Tuhannya.Jika tidak demikian, kenapa ia meninggalkan kewajiban yang utama (shalat)? Padahal kewajiban-kewajiban itu merupakan satu rangkaian utuh yang tidak terpisah-pisah, bagian yang satu menguatkan bagian yang lain.

Catatan Penting:
Setiap muslim wajib berpuasa karena iman dan mengharap pahala Allah, tidak karena riya’ (agar dilihat orang), sum’ah (agar didengar orang), ikut-ikutan orang, toleransi kepada keluarga atau masyarakat tempat ia tinggal. Jadi, yang memotivasi dan mendorongnya berpuasa hendaklah karena imannya bahwa Allah mewajibkan puasa tersebut atasnya, serta karena mengharapkan pahala di sisi Allah dengan puasanya.
Demikian pula halnya dengan Qiyam Ramadhan (shaiat malam/tarawih), ia wajib menjalankannya karena iman dan mengharap pahala Allah, tidak karena sebab lain. Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, barangsiapa melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan barangsiapa melakukan shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. ” (Muttafaq ‘Alaih).
Secara tidak sengaja, kadang-kadang orang yang berpuasa terluka, mimisan (keluar darah dari hidung), muntah, kemasukan air atau bersin di luar kehendaknya. Hal-hal tersebut tidak membatalkan puasa. Tetapi orang yang sengaja muntah maka puasanya batal, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha’ atasnya, Ctetapi) barangsiapa sengaja muntah maka ia wajib mengqadha’ puasanya. ” (HR.Imam Lima kecuali An-Nasa’i) (Al Arna’uth dalam Jaami’ul Ushuul, 6/29 berkata : “Hadits ini shahih.”)
Orang yang berpuasa boleh meniatkan puasanya dalam keadaan junub (hadats besar), kemudian mandi setelah terbitnya fajar. Demikian pula halnya dengan wanita haid, atau nifas, bila sudi sebelum fajar maka ia wajib berpuasa. Dan tidak mengapa ia mengakhirkan mandi hingga setelah terbit fajar, tetapi ia tidak boleh mengakhirkan mandinya hingga terbit matahari. Sebab ia wajib mandi dan shalat Shubuh sebelum terbitnya matahari, karena waktu Shubuh berakhir dengan terbitnya matahari.
Demikian pula halnya dengan orang junub, ia tidak boleh mengakhirkan mandi hingga terbitnya matahari. Ia wajib mandi dan shalat Shubuh sebelum terbit matahari. Bagi laki-laki wajib segera mandi, sehingga ia bisa mendapatkan shalat jamaah.
Di antara hal-hal yang tidak membatalkan puasa adalah: pemeriksaan darah, (Misalnya dengan mengeluarkan sample (contoh) darah dari salah satu anggota tubuh) suntik yang tidak dimaksudkan untuk memasukkan makanan. Tetapi jika memungkinkan- melakukan hal-hal tersebut pada malam hari adalah lebih baik dan selamat, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Tinggalkan apa yang membuatmu ragu, kerjakan apa yang tidak membuatmu ragu. ” (HR. An- Nasa’i dan At-Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan shahih)
Dan beliau juga bersabda :
“Barangsiapa menjaga (dirinya) dari berbagai syubhat maka sungguh dia telah berusaha menyucikan agama dan kehormatannya.” ( Muttafaq ‘Alaih)
Adapun suntikan untuk memasukkan zat makanan maka tidak boleh dilakukan, sebab hal itu termasuk kategori makan dan minum. (Lihat kitab Risaalatush Shiyaam, oleh Syaikh Abdul Azis bin Baz, hlm. 21-22)
Orang yang puasa boleh bersiwak pada pagi atau sore hari. Perbuatan itu sunnah, sebagaimana halnya bagi mereka yang tidak dalam keadaaan puasa.

19 Tanda Gagal Ramadhan

Di bulan Ramadhan, pintu neraka ditutup dan pintu syurga dibuka lebar-lebar. Namun banyak orang gagal mendapatkan kemuliaannya. Di bawah ini kiat-Kiat menghindarinya gagalnya Ramadhan
1. Kurang melakukan persiapan di bulan Sya’ban.
Misalnya, tidak tumbuh keinginan melatih bangun malam dengan shalat tahajjud. Begitupun tidak melakukan puasa sunnah Sya’ban, sebagaimana telah disunnahkan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Radhiallaahu ‘anha berkata, ”Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya’ban.”
2. Gampang mengulur shalat fardhu.
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan kecuali orang-orang yang bertaubat dan beramal shalih.” (Maryam: 59)
Menurut Sa’id bin Musayyab, yang dimaksud dengan tarkush-shalat (meninggalkan shalat) ialah tidak segera mendirikan shalat tepat pada waktunya. Misalnya menjalankan shalat zhuhur menjelang waktu ashar, ashar menjelang maghrib, shalat maghrib menjelang isya, shalat isya menjelang waktu subuh serta tidak segera shalat subuh hingga terbit matahari. Orang yang bershiyam Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.
3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.
Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul-lail. Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah merupakan ciri orang yang shalih.
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (Al-Anbiya:90)
“Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai Aku mencintainya.” (Hadits Qudsi)
4. Kikir dan rakus pada harta benda.
Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan shadaqah adalah tandanya. Salah satu sasaran utama shiyam agar manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan minum maupun pada harta benda, karena ia termasuk sifat kehewanan (Bahimiyah). Cinta dunia serta gelimang kemewahan hidup sering membuat manusia lupa akan tujuan hidup sesungguhnya.
Mendekat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala, akan menguatkan sifat utama kemanusiaan (Insaniyah).
5. Malas membaca Al-Qur’an.
Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an. Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan waktunya baik siang maupun malam Ramadhan untuk membaca Al-Qur’an.
“Ibadah ummatku yang paling utama adalah pembacaan Al-Qur’an.” (HR Baihaqi)
Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali sebanyak mungkin kemuliaan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan baik ini harus nampak berlanjut setelah Ramadhan pergi, sebagai tanda keberhasilan latihan di bulan suci.
6. Mudah mengumbar amarah.
Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw bersabda: “Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika marah.”
Dalam hadits lain beliau bersabda: “Puasa itu perisai diri, apabila salah seorang dari kamu berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan jangan membodohkan diri. Jika ada seseorang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah sesesungguhnya saya sedang berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta perbuatan Az-Zur, maka Allah tidak membutuhkan perbuatan orang yang tidak bersopan santun, maka tiada hajat bagi Allah padahal dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)
Kesempatan Ramadhan adalah peluang bagi kita untuk mengatur dan melatih lidah supaya senantiasa berkata yang baik-baik. Umar ibn Khattab Ra berkata: “Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia.” (Al Muhalla VI: 178) Ciri orang gagal memetik buah Ramadhan kerap berkata di belakang hatinya. Kalimat-kalimatnya tidak ditimbang secara masak: “Bicara dulu baru berpikir, bukan sebaliknya, berpikir dulu, disaring, baru diucapkan.”
8. Memutuskan tali silaturrahim.
Ketika menyambut datangnya Ramadhan Rasulullah Saw bersabda: “…Barangsiapa menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya…” Puasa mendidik pribadi-pribadi untuk menumbuhkan jiwa kasih sayang dan tali cinta.
Pelaku shiyam jiwanya dibersihkan dari kekerasan hati dan kesombongan, diganti dengan perangai yang lembut, halus dan tawadhu. Apabila ada atau tidak adanya Ramadhan tidak memperkuat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, itu tanda kegagalan.
9. Menyia-nyiakan waktu.
Al-Qur’an mendokumentasikan dialog Allah Swt dengan orang-orang yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain-main.
“Allah bertanya: ‘ Berapa tahunkan lamanya kamu tinggal di bumi?’
Mereka menjawab: ‘Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’
Allah berfirman: ‘Kamu tidak tingal di bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. "Maka apakah kamu mengira sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenarnya; tidak Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang mulia.” (Al-Mu’minun: 112-116)
Termasuk gagal dalam ber-Ramadhan orang yang lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama Ramadhan semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.
10. Labil dalam menjalani hidup.
Labil alias perasaan gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani hidup juga tanda gagal Ramadhan. Pesan Rasulullah Saw:
“Sesungguhnya telah datang bulan Ramadhan yang penuh berkah. Allah telah memfardhukan atas kamu berpuasa di dalamnya. Dibuka semua pintu surga, dikunci semua pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tiada diberikan kebajikan malam itu, maka sungguh tidak diberikan kebajikan atasnya.” (HR Ahmad, Nasa’i, Baihaqi dari Abu Hurairah)
Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.
11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.
Salah satu ciri utama alumnus Ramadhan yang berhasil ialah tingkat taqwa yang meroket. Dan setiap orang yang ketaqwaannya semakin kuat ialah semangat mensyiarkan Islam. Berbagai kegiatan ‘amar ma’ruf nahiy munkar dilakukannya, karena ia ingin sebanyak mungkin orang merasakan kelezatan iman sebagaimana dirinya. Jika semangat ini tak ada, gagal lah Ramadhan seseorang.
12. Khianat terhadap amanah.
Shiyam adalah amanah Allah yang harus dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak.
Shiyam itu ibarat utang yang harus ditunaikan secara rahasia kepada Allah. Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sir (rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata. Sebaliknya orang yang gagal Ramadhan mudah mengkhianati amanah, baik dari Allah maupun dari manusia.
13. Rendah motivasi hidup berjama’ah.
Frekuensi shalat berjama’ah di masjid meningkat tajam selama Ramadhan. Selain itu, lapar dan haus menajamkan jiwa sosial dan empati terhadap kesusahan sesama manusia, khususnya sesama Muslim. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara berjama’ah, yang saling menguatkan.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam saatu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaf: 4) Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi untuk hidup berjama’ah.
14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk.
Hawa nafsu dan syahwat yang digembleng habis-habisan selama bulan Ramadhan merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang berhasil merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq. Orang yang tunduk dan taat kepada Allah lebih mulia dari mereka yang tunduk kepada makhluk.
15. Malas membela dan menegakkan kebenaran.
Sejumlah peperangan dilakukan kaum Muslimin melawan tentara-tentara kafir berlangsung di bulan Ramadhan. Kemenangan Badar yang spektakuler itu dan penaklukan Makkah (Futuh Makkah) terjadi di bulan Ramadhan. Di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin berani unjuk gigi, para alumni akademi Ramadhan seharusnya semakin gigih dan strategis dalam membela dan menegakkan kebenaran. Jika bulan suci ini tidak memberi bekal perjuangan baru yang bernilai spektakuler, maka kemungkinan besar ia telah meninggalkan kita sebagai pecundang.
16. Tidak mencintai kaum dhuafa.
Syahru Rahmah, Bulan Kasih Sayang adalah nama lain Ramadhan, karena di bulan ini Allah melimpahi hamba-hamba-Nya dengan kasih sayang ekstra. Shiyam Ramadhan menanam benih kasih sayang terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan masyarakat. Faqir miskin, anak-anak yatim dan mereka yang hidup dalam kemelaratan. Rasa cinta kita terhadap mereka seharusnya bertambah. Jika cinta jenis ini tidak bertambah sesudah bulan suci ini, berarti Anda perlu segera instrospeksi.
17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.
Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sadaqah, karena istighfar dan sadaqah dapat menambal yang robek-robek atau yang pecah-pecah dari puasa. Menginjak hari-hari berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan muhasabah (introspeksi) diri.
“Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)
18. Sibuk mempersiapkan Lebaran.
Kebanyakan orang semakin disibukkan oleh urusan lahir dan logistik menjelah Iedul Fitri. Banyak yang lupa bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat genting yang menentukan nilai akhir kita di mata Allah dalam bulan mulia ini. Menjadi pemenang sejati atau pecundang sejati.
Konsentrasi pikiran telah bergeser dari semangat beribadah, kepada luapan kesenangan merayakan Idul Fitri dengan berbagai kegiatan, akibatnya lupa seharusnya sedih akan berpisah dengan bulan mulia ini.
19. Idul Fitri dianggap hari kebebasan.
Secara harfiah makna Idul Fitri berarti “hari kembali ke fitrah”. Namun kebanyakan orang memandang Iedul Fitri laksana hari dibebaskannya mereka dari “penjara” Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan meninggalkannya, ucapan dan tindakannya kembali cenderung tak terkendali, syahwat dan birahi diumbar sebanyak-banyaknya. Mereka lupa bahwa Iedul Fitri seharusnya menjadi hari di mana tekad baru dipancangkan untuk menjalankan peran khalifah dan abdi Allah secara lebih profesional.
Kesadaran penuh akan kehidupan dunia yang berdimensi akhirat harus berada pada puncaknya saat Iedul Fitri, dan bukan sebaliknya.

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

Pertama, hal yang membatalkan puasa adalah Makan dan minum dengan sengaja. Bagaimana kalau bener-bener lupa … ??? Yaaagh jawabnya ndak apa-apa… ndaaak batal puasanya… sebagaimana hadist berikut :
Barang siapa yang lupa – padahal ia berpuasa – lalu ia makan atau minum, maka hendaklah dilanjutkannya puasanya. Karena bahwasanya ia diberi makan, diberi minum oleh Allah (Riwayat jema’ah)
(2) Muntah dengan sengaja… maka ia wajib mengkadha. Namun jika tidak sengaja atau terpaksa muntah… yaaagh puasanya ndak batal … !!!
Barang siapa didesak oleh muntah, ia tidak wajib mengkadha. tetapi siapa yang menyengaja muntah hendaklah ia mengkadha. (Riwayat Ahmad, Abu Daud).
(3) Bila seseorang haid dan atau nifas, walau sebentar tinggal dikit lagi berbuka… tetep saza batal puasanya.
(4) Mengeluarkan mani atau sperma, maka membatalkan puasa dan wajib mengkadha.
(5) Berniat berbuka,… maka hal ini sudah jelas batal puasanya. Kok bisa batal … ??? Sebab karena niat adalah salah satu rukun puasa, maka jika niat nya sudah berbuka… yaaagh otomatis ndaaak puasa lagi .. .!!!!
(6) Melakukan senggama, maka ia wajib mengkadha plus kafarat … !!! Jadi disamping mengganti puasanya ditambah ‘denda’ …. !!! Sebagaimana hadist berikut :
Bahwa seseorang laki-laki berbuka pada bulan Ramadhan, Rasulullah SAW menyuruhnya membayar kafarat dengan memerdekakan seorang budak, atau berpuasa selama dua bulan terus menerus atau memberi makan kepada enam puluh orang miskin (Riwayat Muslim).
Hal-hal yang membatalkan puasa, antara lain :
• Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal puasanya.
• Jima’ (bersenggama).
• Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.
• Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau sebab lainnya dengan sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena keluamya tanpa sengaja.
• Keluamya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid, atau nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.
• Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam .
Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha. ” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).
Dalam lafazh lain disebutkan : “Barangsiapa muntah tanpa disengaja, maka ia tidak (wajib) mengganti puasanya).” DiriwayatRan oleh Al-Harbi dalamGharibul Hadits (5/55/1) dari Abu Hurairah secara maudu’ dan dishahihRan oleh AI-Albani dalam silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923.
• Murtad dari Islam -semoga Allah melindungi kita darinya. Perbuatan ini menghapuskan segala amal kebaikan. Firman Allah Ta’ala: Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. “(Al-An’aam: 88).
Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa disengaja.
Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi, shalat dan berpuasa.
Kewajiban orang yang berpuasa :
Orang yang berpuasa, juga lainnya, wajib menjauhkan diri dari perbuatan dusta, ghibah (menyebutkan kejelekan orang lain), namimah (mengadu domba), laknat mendo’akan orang dijauhkan dari rahmat Allah) dan mencaci-maki. Hendaklah ia menjaga telinga, mata, lidah dan perutnya dari perkataan yang haram, penglihatan yang haram, pendengaran yang haram, makan dan minum yang haram.
Puasa yang disunatkan :
Disunatkan puasa 6 hari pada bulan Syawwal, 3 hari pada setiap bulan (yang afdhal yaitu tanggal 13, 14 dan 15; disebut shaumul biidh), hari Senin dan Kamis, 9 hari pertama bulan Dzul Hijjah (lebih ditekankan tanggal 9, yaitu hari Arafah), hari ‘Asyura (tanggal 10 Muharram) ditambah sehari sebelum atau sesudahnya untuk mengikuti jejak Nabi dan para sahabatnya yang mulia serta menyelisihi kaum Yahudi.

Kiat-Kiat Menghadapi Ramadhan

Maka diantara kiat dan cara yang paling baik dan paling selamat dalam menyambut bulan Ramadhan yang mubarok adalah sebagai berikut :
Pertama : Mengikhlaskan niat pada amalan amalan dalam menyambut dan mengisi bulan Ramadhan dengan semata mata mengharapkan wajah Alloh Ta’ala, mengharapkan ganjaran pahala dariNya., sebagaimana firman Nya :
” Tidaklah mereka diperintah melainkan agar beribadah kepada Alloh dengan mengikhlaskan agama bagiNya.: Al Bayyinah 5
dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ” Sesungguhnya setiap amalan tergantung dari niatnya dan setiap orang akan mendapatkan ( pahala ) dari apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Alloh dan RasulNya maka hijrahnya itu adalah untuk Alloh dan RasulNya . Barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia agar ia bisa mendapatkannya atau kepada seorang perempuan agar ia dapat menikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang ia hijrahkan ( HR. Bukhori dan Muslim )
Kedua : Berdoa kepada Allah Azza wa Jalla agar dapat menjemput bulan Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiat untuk dapat giat dalam melaksanakan ibadah puasa, shalat ( qiyamul lail ), membaca Al Qur’an, mentadhaburinya dan Berdzikir
Ketiga : Bergembira dan merasa senang dengan kedatangan bulan Ramadhan sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam
Keempat : Bertekad serta menyusun rencana dan strategi untuk mendapatkan faidah dari bulan ini
Kelima : Membulatkan kesungguhan tekad untuk mengisi dan memakmurkan waktu waktunya dengan amalan amalan shalih. Kalau seseorang benar benar memiliki kesungguhan dan kejujuran terhadap Allah, pastilah Allah akan membantunya dalam ketaatan dan memudahkan baginya jalan jalan kebaikan, Allah SubhanaHu wa Ta’ala berfirman :
” Tetapi jikalau mereka benar ( imannya ) terhadap Allah niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka .” Muhammad 21
Keenam : Mempersiapkan ilmu dan pemahaman fikih tentang hukum hukum yang berkaitan dengan bulan Romadhan. Sebab merupakan kewajiban seorang muslim untuk beribadah kepada Allah Ta’ala dengan ilmu dan tidak ada alasan baginya untuk tidak mengetahui akan hal hal yang Allah wajibkan atasnya, dan diantaranya adalah puasa Ramadhan.
Ketujuh : Bertekad untuk meninggalkan dosa-dosa dan kejahatan dan bertekad untuk bertaubat dengan taubat yang sebenar benarnya dan berlepas diri dari segala dosa serta untuk tidak kembali kepada dosa dan maksiat tersebut. Sebab bulan Ramadhan adalah bulan untuk bertaubat. Allah Ta’ala berfirman : ” Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang orang yang beriman supaya kamu beruntung .” An Nur 31
dan firmanNya : ” Katakanlah kepada hamba hambaKu yang melampaui batas pada diri mereka, janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa.” Az Zumar 53
Kedelapan : Persiapan rohani dan jiwa dengan membaca buku buku, majalah, berita tabloid agama atau mendengarkan kaset kaset ceramah atau pelajaran dari para ulama ahli sunnah dan dai dai yang mengajak kepada tauhid dan sunnah, yang pada semuanya menjelaskan keutamaan dan hukum hukum puasa sehingga jiwa menjadi siap untuk beramal ketaatan.
Kesembilan : Mempersiapkan sejak dini kebutuhan kebutuhan diri dan keluarga berupa bahan makanan selama Ramadhan maupun untuk Idul Fitri, agar waktu untuk melakukan ibadah dibulan Ramadhan lebih luas dan kegiatanpun lebih terkonsentrasi semaksimal mungkin.
Demikianlah sekilas tentang apa yang dapat dilakukan oleh seorang muslim sebagai persiapan baginya untuk menyambut bulan Ramadhan dan mengisinya dengan amalan malan yang sholih sehingga dia dapat keluar dari bulan Ramadhan nantinya sebagai orang yang sukses, benar benar kembali kepada fitrohnya sebagai orang yang bersih, benar benar suci dari noda noda dan telah menuai pahala yang sangat berlipat ganda.
Sumber : 
Majalah An-Nashihah. Vol 07 Th. 1/1425 H. / 2004 M

Jangan Salah Kaprah Dalam Bulan Ramadhan

Tema ini sengaja kami bahas, dengan harapan bisa lebih memurnikan niat dan aktivitas selama bulan Ramadhan tahun ini. kita sudah mengerti dan mengamalkan ibadah Ramadhan ini selama bertahun-tahun, namun ada baiknya kita review sejenak hal-hal yang tidak relevan dengan ibadah Ramadhan. Berikut beberapa kekeliruan yang sering kita jumpai atau dilakukan terkait dengan ibadah Ramadhan:

1. Istilah Bulan Suci Ramadhan

Istilah ‘bulan suci’ memang ada dalam Al-Quran surat At-Taubah 5, “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu…”.
Yang dimaksud dengan bulan suci atau bulan haram dalam ayat ini ialah bulan Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Bulan ramadhan bukanlah bulan suci seperti disebut dalam ayat tersebut. Jadi istilah bulan suci Ramadhan sebenarnya kurang tepat digunakan.
Istilah yang cocok dan boleh dipadankan ialah bulan ibadah, bulan barakah dan bulan magfirah. Di antara ketiga istilah ini yang paling tepat digunakan ialah bulan ibadah, karena tidak ada status shaum yang menjadi rukun islam ketiga selain shaum di bulan Ramadhan.
Untuk memastikan bahwa ibadah shaum yang rukun Islam ketiga ini semata-mata hanya di bulan Ramadhan, secara syari’at diharamkan berpuasa pada tanggal 30 Sya’ban dan 1 Syawal.

Di siang hari kita melakukan shiyaam dan di malam hari melakukan qiyaam. Itulah yang dimaksud dengan shiyaamu Ramadhan dan qiyaamu Ramadhan. Jadi sepatutnya kita menggunakan waktu selama satu bulan Ramadhan itu dengan ibadah siang dan malam tidak sekedar puasa di siang hari saja.

2. Shalat 5 Waktu Berjamaah

Nabi Muhammad SAW seumur hidupnya selalu melaksanakan shalat berjamaah lima waktu di mesjid kecuali kalau ada perjalanan ke luar Madinah. Maka di bulan Ramadhan sudah seharusnya mesjid terisi penuh setiap waktu shalat, tidak hanya saat tarawih saja. Menjadi salah kaprah, kalau kita menganggap shalat tarawih lebih utama dibandingkan shalat isya berjamaah. Untuk itu marilah kita bulatkan niat dan tekad untuk selalu shalat berjamaah lima waktu di mesjid. Di manapun kita berada kalau sudah saatnya adzan, maka carilah mesjid untuk shalat berjamaah.
Rasul sangat menekankan shalat berjamaah ini, beliau bahkan mau membakar rumah yang penghuninya tidak shalat berjamaah.
Begitupun saat seorang sahabat yang buta (Abdullah bin Ummi Maktum) minta dispensasi agar tidak shalat berjamaah, Nabi tetap menyuruhnya untuk shalat berjamaah di mesjid.

Selain shalat berjamaah lima waktu, wujud nyata qiyaam Ramadhan yang harus kita bangun dan dilakukan secara proaktif yaitu sebagai berikut: khatam al-Quran, i’tikaf pada sepuluh hari terakhir serta zakat dan sedekah.



3. Ngabuburit

Sudah menjadi tradisi di Indonesia, seseorang melaksanakan aktivitas ngabuburit untuk menunggu datangnya adzan maghrib dengan kegiatan yang kurang berpahala. Padahal yang paling utama untuk menunggu adzan adalah membaca al-Quran, berdzikir, dan ibadah lainnya di mesjid, sehingga bisa shalat maghrib berjamaah.

4. Berpuasa Tanpa Menutup Aurat

Khusus bagi kaum perempuan, dengan sadar kita selalu menutup aurat saat melaksanakan ibadah shalat, namun tidak sadar saat berpuasa tidak menutup aurat. Status ibadah shaum pada dasarnya sama dengan ibadah shalat, sehingga orang yang melakukan shaum wajib menutup aurat.

5. Undangan Buka Puasa Mewah

Undangan buka puasa di rumah petinggi/tempat mewah pada hakikatnya bertentangan dengan semangat ramadhan sebagai bulan ibadah dan bulan peduli faqir miskin.
Berdasarkan hal ini, bukan berarti kita tidak boleh melaksanakan buka puasa, namun alangkah baiknya kalau kita melaksanakannya dengan tidak bertentangan dengan sunnah yaitu sebagai berikut:
* Ta’jil dilaksanakan di mesjid terdekat rumah pengundang
* Shalat maghrib dan isya dilaksanakan dengan berjamaah di mesjid terdekat
* Undangan mencakup golongan fakir dan miskin
* Makanan tidak mewah dan tidak berlebihan

6. Bedug, Petasan dan Ketupat

Bedug bukanlah berasal dari tradisi islam dan tidak ada hubungan syariah dengan ibadah Islam, ia hanya tradisi semata. Sebenarnya bedug bermanfaat bagi umat islam yang hidup pada zaman belum ada jam dan pengeras suara. Kalau keberadaan bedug hanya sebagai hiasan mesjid maka boleh-boleh saja, namun kalau bedug dipercaya harus menjadi bagian dari kesempurnaan mesjid maka itu sudah termasuk perkara bid’ah.
Kalau melihat kuil-kuil yang ada di Thailand, maka akan kita jumpai bedug-bedug yang sama bentuknya dengan mesjid Indonesia. Jadi sebenarnya bedug di Indonesia sudah ada sejak jaman Budha sebelum Islam datang.

Petasan berasal dari tradisi china dan tidak relevan dengan ibadah dan syariah Islam. Namun petasan ada sifat yang bertentangan dengan Islam yakni merusak, mengganggu orang lain, riya atau ujub, tabdzir (mubadzir), dan israf (berlebihan).

Ketupat berasal dari tradisi lokal yang netral dan tidak dilarang syariah. Namun kita harus hati-hati kalau ketupat sudah masuk wilayah pemujaan maka ia menjadi bertentangan dengan tauhid Islam, misalnya gerebegan dan sekatenan. Dalam kegiatan ini seseorang mempercayai adanya berkah di dalam ketupat itu, bahkan ia rela berebut untuk mendapatinya.

Keutamanaan Bulan Ramadhan

Hukum melaksanakan shalat Qiyam Ramadhan ( shalat tarawih ) adalah sunnah muakkadah, dan keutamaannya adalah diampuni dosa kita yang telah lalu, jika menunaikannya atas dasar iman dan ikhlas mengharapkan perhitungan Allah.
Sebagaimana di ungkapkan dalam suatu riwayat dari sahabat Abu Hurairah :
“ Sesungguhnya Rasulullah SAW menggemarkan (menganjurkan) shalat qiyam ramadhan, tetapi tidak dengan perintah yang wajib. Beliau bersabda, “ Barang siapa yang melaksanakan shalat qiyam ramadhan atas dasar iman dan mengharap perhitungan Allah, maka niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” ( HR. Al-Jama’ah ).
Namun demikian, orang yang berhasil meraih dan mendapatkan keutamaan dan nilai ibadah shalat tarawih jumlahnya sangat sedikit. Sehingga Nabi SAW bersabda :
“ Banyak orang yang melaksanakan shaum (puasa), tetapi ia tidak mendapatkan (nilai pahala) shaumnya selain hanya rasa dahaganya, dan banyak orang yang melaksanakan shalat qiyam ramadhan (tarawih), tetapi ia tidak mendapatkan (nilai pahala) shaumnya, kecuali banyak rasa letihnya.”(HR. Ad-Darimi dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah).
Pernyataan tersebut mendorong kita agar lebih berhati-hati menghadapi segela perkara yang dapat merusak nilai ibadah shaum serta mendorong kita untuk menata amaliah shalat tarawih dengan sebaik-baiknya sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Terdapat keutamaan lainnya pada bula Ramadhan, yaitu :
Pertama, Meningkatkan Kedermawanan.
Sebagaimana riwayat menyebutkan :
“ Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan ramadhan.” ( HR. Al-Bukhari)


Bahkan Rasulullah SAW memberikan keutamaan amal bagi mereka yang menyediakan makan untuk berbuka orang yang shaum ( puasa ), bahwa ia akan mendapatkan pahala seperti pahala yang diterima oleh orang-orang yang bershaum ( puasa ). Nabi SAW bersabda :
“ Barangsiapa yang memberi makan untuk berbuka orang yang bershaum (puasa) maka baginya pahala seperti pahala orang yang bershaum, dan tidak dikurangi sedikitpun dari pahalanya.”( HR. At-Tirmidzi)
Karena itu marilah kita tingkatkan kepedulian kepada sesama, kedermawanan, serta berbagi rasa senang pada bulan ramadhan
Kedua, Memperbanyak Berdo’a.
Rasulullah SAW secara khusus bersabda :
“ Tiga golongan yang tidak ditolak do’anya oleh Allah, diantaranya adalah orang yang bershaum sehingga ia berbuka (shuamnya).” ( HR. Ad-Daud)
Ketiga, Tadarus Al-Qur’an
Yakni membaca, menghafal, mempelajari dan mengkaji isi kandungan Al-Qur’an. Rasulullah SAW pada bulan ramadhan bertadarus Al-Qur’an bersama malaikat Jibril, sebagaimana diungkap dalam suatu riwayat bahwa :

“ .....Jibril menemui Nabi SAW dan mereka berdua bertadarus Al-Qur’an....”(HR. Al-Bukhari)

Selamat menunaikan ibadah Ramadhan, baik ibadah shaumnya, Qiyam ramadhan, serta amal-amal saleh lainnya. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa kita semua.


Sumber : At- tajdid vol. 52 Tahun VII

PENTINGNYA KOMPOSISI MENU SAHUR

Puasa Ramadhan berbeda dengan puasa starvasi (Starvation). Stavation yaitu puasa dengan tidak makan dan minum sama sekali, dimana para pakar membagi starvasi ini menjadi dua kelompok yaitu :
1. short fasts, puasa sekitar 48 jam atau kurang
2. long fasts, yaitu puasa total lebih dari 48 jam
Kecukupan gizi dan kebutuhan tubuh lainnya pada puasa ramadhan tetap terpelihara pada batas dasar minimal, sehingga tubuh masih dapat mentoleransi saat berpuasa dan justru akan menyehatkan badan. Sedangkan puasa Starvasi, kecupukan gizi, cairan dan lain-lainnya tidak ada sama sekali, sehingga tubuh tidak mampu mentoleransi keadaan tersebut yang berakibat terjadinya gangguan kesehatan.
Bila waktu sahur diakhir batas waktu yaitu saat mendekati imsak, berarti menunda sarapan pagi sekitar 2 sampai 3 jam bila dibanding bulan lainnya diluar Ramadhan. Pada sebagian besar masyarakat umumnya lebih memperhatikan menu saat buka puasa. Perhatian tertuju apa jenis dan macam makanan yang akan disajikan saat buka puasa. Semuanya menginginkan makanan yang enak saat buka puasa. Kondisi ini berbeda dengan makan atau menu saat sahur. Jarang yang menanyakan menu sahur besok pagi apa? Semua menyerahkan pada ibu rumah tangga. Yang penting ada makanan. Padahal menu saat sahur sangat penting diperhatikan agar kondisi kesehatan tetap terjaga dan badan bugar saat menjalankan ibadah puasa.
Terdapat tiga prinsip dasar menu saat puasa, yaitu cukup kalori, cukup gizi dan cukup cairan. Perbedaan mendasar dengan kondisi diluar ramadhan (tidak berpuasa) yaitu saat berpuasa waktu makan yang diubah. Waktu makan saat puasa yaitu saat magrib sampai imsak (makan ,hanya diperbolehkan pada malam hari).
Sedangkan jika tidak berpuasa, waktu makan dapat dilakukan pada siang dan malam hari. Jumlah makanan mungkin saja sama, namun dianjurkan tidak boleh berlebihan, cukup kalori dan gizi serta cukup cairan sebagai kebutuhan dasar tubuh. Saat berpuasa tubuh diberi kesempatan beristirahat , yaitu bagi sistim pencernaan, sitim kardiovaskuler, sisitim saraf, sistim hormon dan sistim lainnya, waktu istirahat ini tidak kita jumpai jika tidak berpuasa. Cukup kalori, yaitu kalori yang berasal dari nasi,gandum,jagung.
Sedangkan gula atau makanan,minuman manis dihindari saat sahur, karena kalori yang berasal dari gula akan habis dalam waktu singkat 3 sampai 4 jam (akan cepat timbul rasa lapar), Kalori yang berasal dari lemak bisa mencapai 12 sampai 24 jam. Sedangkan kalori yang berasal dari protein bisa mencapai 30 jam lebih. Selain itu makanan yang manis akan menurunkan napsu makan.



Waktu berbuka justru dianjurkan makan/minum yang manis terlebih dahulu, karena gula/manisan tersebut langsung dapat dipakai tubuh, sehingga rasa lapar segera teratasi). Sebaiknya waktu sahur makan makanan yang berasal dari karbohidrat (nasi, jagung, gandum), kalori dari lemak (lemak dibatasi), makan sumber kalori dari protein (daging ikan,ayam,sapi dll), jangan lupa makan sayur-sayuran (bayam,daun singkong,bayam,wortel,dan lain-lain. Begitu juga jangan lupa buah-buahan (pisang, apel,jeruk,pepaya,mangga,dan lainnya).
Minum sebaiknya air putih (minum kopi, teh, akan meningkatkan pengeluaran cairan melalui air seni/urin), sehingga akan mempercepat rasa haus karena tubuh mulai kekurangan cairan. Minum minimal empat gelas saat sahur. Lalu empat sampai lima gelas saat berbuka sampai sebelum tidur. Dengan demikian menu saat sahur sangat diperlukan agar kecukupan kalori, kecukupan gizi dan kecukupan cairan dapat terpenuhi selama berpuasa.


Sumber :
http://www.jantunghipertensi.com/berita/31-umum/35-pentingnya-komposisi-menu-sahur.html

Program Pengenalan Islam di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan semakin dekat. Organisasi-organisasi muslim sudah sibuk menyiapkan berbagai program untuk mengisi bulan Ramadan. Salah satu organisasi muslim yang sudah merancang program Ramadan adalah Islamic Presentation Committee (IPC). Organisasi yang berbasis di Kuwait ini akan menggelar program berupa bimbingan agama Islam selama Ramadan khususnya bagi mereka yang baru masuk Islam atau para mualaf.

Kepala Departemen Media IPC, Mohammad Taha pada Kuwait Times mengatakan, berbagai program dakwah selama bulan Ramadan sudah mereka susun, antara lain membuka sebuah pusat informasi tentang Islam untuk lebih mengenalkan Islam bagi warga negara asing non-muslim. Mereka akan diajak untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan budaya tradisional islami, seperti tradisi pernikahan islami dan kegiatan budaya Islam lainnya yang akan dipusatkan di gedung Center for Developing Arab Western Relationships dikota Al-Surra.

IPC juga akan menyelenggarakan acara berbuka puasa bersama khusus bagi warga negara asing dan para mualaf. Acara akan dimulai dengan ceramah agama sampai waktu berbuka, dilanjutkan dengan salat Tarwih bersama para mualaf. IPC juga akan membagikan 120.000 paket makanan untuk berbuka setiap harinya. Saat ini, ada 15 cabang IPC di seluruh Kuwait dan pada tahun 2009 memberikan bimbingan serta bantuan bagi sekitar 3.727 mualaf di negeri itu.

Di Kuwait, IPC adalah satu-satunya lembaga sosial yang mengkhususkan kegiatannya dalam dakwah Islam dan menawarkan bantuan bagi kalangan non-muslim. Selama bulan Ramadan yang mendatang, IPC akan melanjutkan aktivitas sosial dan dakwahnya dengan sasaran utama mereka para mualaf yang masih tergolong baru memeluk Islam dan masih membutuhkan bimbingan terkait ajaran-jaran Islam. (ln/KT/Isc)

PUASA DAPAT MENUNDA PENUAAN

Puasa di bulan Ramadan merupakan perintah Agama (Islam-Red), Dan,jika dilakukan secara benar sesuai pedoman, puasa Ramadan dapat menunda penuaan. Dengan berpuasa atau mengurangi masukan kalori serta mencegah tubuh kemasukan zat makanan yang berbahaya, berakibat memperlambat usia penuaan. Hal ini memperpanjang usia harapan hidup.
Saat berpuasa terjadi penurunan tekanan darah, berat badan dan denyut jantung. Begitu juga dengan beberapa jenis hormon seperti; hormon tiroid (T3,T4), Insulin (Kadar insulin turun, namun kerja insulin yang ada, lebih efektif). Selain itu respon tubuh juga lebih baik terhadap insulin, sehingga kadar gula darah turun selama puasa. Terdapat peningkatan beberapa jenis hormon, seperti Human Growth Hormon (HGH), yang dikenal sebagai hormon awet muda. Dimana hormon ini akan meningkatkan regenerasi sel,peremajaan sel-sel tubuh sehingga seseorang akan lebih muda.
Bagi mereka yang mengalami gangguan tidur dan stres, maka dengan berpuasa, terjadi peningkatan hormon Melatonin, yang dapat membantu mengatasi problem tidur, dapat megurangi stres. Selain itu Melatonin merupakan hormon anti penuaan, sehingga anda terlihat dan merasa lebih muda, dapat mencegah terjadinya kanker dan kepikunan (Alzheimer’s). Kemudian dapat memicu peningkatan hormon pertumbuhan (HGH=Human Growth Hormon),yang merupakan hormon utama dalam pemudaan sel.
Daya tahan tubuh juga meningkat yang ditandai dengan meningkatnya fungsi hormon immun, terutama limfosit –T dan Limfokin. meningkatnya kadar imunoglobulin, meningkatnya sel pembunuh sel kanker (natural killer cell activity, sebagai dasar bagi para ahli yang memakai metode Puasa untuk terapi kanker), meningkatnya kadar monosit yang dapat membunuh bakteri, serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Obati alergi

Bagi mereka yang menderita alergi juga akan membaik, karena selama berpuasa akan terjadi penigkatan hormon cortisol, glucagon dan norepinefrin disamping peningkatan fungsi hormon immun tersebut diatas, yang kesemuanya dapat mengurangi atau mengobati alergi.
Penelitian dilakukan di Rusia oleh seorang ahli Biokimia yang bernama Fladimir Nikitin, yang melakukan penelitian pada tikus. Sekelompok tikus yang mempunyai usia rata-rata dua setengah tahun, setelah tidak diberimakan beberapa saat (berpuasa), maka akan mempunyai umur lebih panjang menjadi rata-rata 4 tahun, dibanding dengan kelompok tikus yang tidak puasa, tetap berusia sekitar dua setengah tahun.

Pada penelitian tesebut disimpulkan bahwa dengan berpuasa proses penuaan dapat ditunda.
Berpuasa ternyata juga dapat meningkatkan hormon produksi. Penelitian yang dilakukan di Amerika terhadap sekelompok ayam petelur yang tidak produktif lagi, setelah tidak diberi makan beberapa hari, lalu diberi makan seperti biasanya, ternyata dapat bertelor kembali dalam waktu yang lebih singkat dan jumlah telor lebih banyak dari biasanya.
Dari uraian diatas, terlihat jelas bahwa bagi mereka yang melaksanakan puasa Ramadan sesuai pedoman yang tepat, tentu akan dapat menunda penuaan, badan dan jiwa yang sehat. Namun demikian niat puasa Ramadan jangan dibelokkan, harus dikembalikan sesuai tuntunan agama yaitu karena Allah SWT.

Sumber : Dr.H.M.Edial Sanif, SpJP,FIHA, Mitra Dialog, 12 September,2009

http://www.jantunghipertensi.com/artikel/5-puasa-menunda-penuaan.html

Ramadhan Pun Menangis

Pekerjaan yang paling menjemukan menurut orang adalah menunggu. Menunggu memang menjadikan sebuah ruang waktu seakan berjalan lambat, hingga kadang kita harus selalu menengok untuk memastikan bahwa yang ditunggu telah sangat dekat.

Ramadhan memang bulan yang selalu ditunggu oleh kaum Muslimin. Bulan yang didalamnya penuh kesejukan, rasa kedekatan diantara para tetangga maupun kerabat. Hilangnya semua kalkulasi tentang betapa berharganya sebuah nilai rupiah, tergantikan dengan betapa royalnya kita membagikan penganan tuk berbuka dan memanjakan diri untuk membenarkan membeli jajanan yang membuat menari di lidah kita masing-masing.

Ramadhan identik dengan makanan?

Itulah kebenaran untuk saat ini. Berapa peningkatan pengeluaran untuk konsumsi makanan di bulan ini. Coba lihat di sepanjang jalan, di pasar-pasar maupun di manapun kita berada. Saat Ramadhan sangat marak dengan penyajian para pemburu rupiah, dengan menggelarkan dagangan berupa makanan yang sangat menggiurkan untuk kita cicipi. Padahal buka puasa biasanya diatas jam enam sore. Tapi sekitar jam sepuluh pagi para penjual makanan sudah bersiap-siap untuk menggelarkan dagangannya. Hingga kita yang sedikit malas beraktifitas di dapur, membuat kita mudah untuk mengempeskan dompet untuk hal yang satu ini.

Belum juga Ramadhan tiba, beberapa ibu sudah sibuk membeli mukena, pakaian muslim untuk anak-anak maupun perlengkapan lainnya. Belum lagi untuk hiasan rumah, menu istimewa di saat lebaran. Semua biaya telah dihitung, untuk sebuah bulan yang dinamakan bulan penuh pengampunan.

Bagi yang punya penghasilan tetap setiap bulannya, juga pada sibuk mengirimkan sebagian bonus lebarannya untuk kaum kerabat di kampung. Menelpon sang kerabat, “lebaran dimana?”, atau, “udah punya baju lebarankah?” kadang juga menanyakan, “masak apa nanti kalo lebaran?”

Memang apa yang kita lakukan untuk membeli pakaian, perbaikan rumah maupun lainnya tidak salah. Tapi kegiatan maupun perencanaan untuk mengisi waktu-waktu berharga di bulan suci ini sepertinya terpinggirkan oleh keinginan duniawi kita yang sepertinya tak pernah kendur. Karena kita hanya sibuk dengan hal yang sebenarnya dapat kita lakukan diluar bulan ini.

Kenapa kita tidak punya perencanaan bernilai ibadah tinggi untuk meniti waktu demi waktu, atau mengingatkan kaum kerabat untuk mengisi hari-harinya secara optimal, dengan banyak beribadah yang telah disunnahkan oleh Rasulullah. Karena orang yang merasa rugi akan kecewa dengan kerugiannya. Begitu pula Ramadhan akan sangat disesali bila kita melewatinya hanya karena bulan ini memang harus kita lalui.


Ramadhan yang tersedia untuk kita pada setiap tahunnya, merupakan bonus yang berkilau. Memang semua orang yang mengaku Muslim tahu hal itu. Tapi tidak semua yang tahu tentang ini, dapat mengisi Ramadhannya sesuai yang seharusnya. Karena dari setiap waktu yang dilaluinya, yang dipikirkan hanyalah rupiah. Baik bagi penjual, bagaimana supaya barang dagangannya laku keras. Dan bagi konsumen, memikirkan bagaimana uang yang digenggamannya dapat ditukarkan dengan semua kebutuhan selama Ramadhan yang ternyata berlipat-lipat ini.



Ramadhan yang dipersiapkan oleh Allah Swt. Untuk membuat kaum muslimin mendapatkan kesempatan “menabung” pundi-pundi amal yang sangat spektakuler, ternyata masih ada diantara kita yang mengabaikannya.

Maka janganlah heran bila sang Ramadhan akan menangis. Bukan menangis karena merasa terpinggirkan keberadaannya, tapi Ramadhan menangis karena keberadaannya ternyata banyak digunakan hanya untuk hal yang sangat sia-sia.


Sengata,6 Agustus 2010
Halimah Taslima

Renungan Ramadhan 1431H



YAA Allah ……
Ya hayyu …… Ya Qoyyum…
Hamba-Mu yang berlumur dosa bergelimang maksiat memohon kepada mu wahai yang Maha Mendengar
Betapapun kami tidak bisa melihat-Mu tapi bukankah Engkau sedang menatap kami –
Ya Robb….

Ya Allah ……
Jadikan bulan Ramadhan ini menjadi bulan yang kau rubah dari diri kami
Dari si busuk yang berlumur dosa menjadi orang yang terpelihara dengan karunia-Mu
Dari hamba-Mu yang nista berlumur aib menjadi orang yang mulia disisi-Mu.
Dari si malas, lalai menjadi orang yang bersungguh-sungguh kepada-Mu
Dari si dungu yang tiada berilmu menjadi orang yang benar-benar Engkau selimuti dengan ilmu-Mu


Ya Allah …..
Dibulan Ramadhan ini
Berikan keteguhan kepada hati kami
Jangan biarkan kami tergelincir dalam kemaksiatan
Jangan biarkan nafsu kami menggelincirkan kami dari jalan-Mu
Jangan biarkan kami jatuh oleh godaan
Jangan biarkan hati kami bergantung selain kepada-Mu
Jangan biarkan hati ini gentar,takut tapi cukuplah takut hanya kepada-Mu
Jangan biarkan cita kami kepada makhluk-Mu membuat kami menghianati-Mu


Ya Allah ….. dibulan Ramadhan ini
Karuniakan kepada kami indahnya hidup bersama-Mu
Menjadi orang yang tidak bisa melupakan-Mu


Ya Allah …. Karuniakan kepada kami ampunan
Karuniakan kepada kami ampunan ya Allah


Saudaraku…..
Alangkah bahagianya jikalau malaikat menjemput kelak
Tubuh kita sedang terbasuh air wudlu
Air mata kita sedang menetes merindukan Allah
Lisan kita sedang lirih dan syahdu menyebut nama Allah
Keringat bahkan darah kita sedang bersimbah dijalan Allah







Tapi saudaraku ……
Alangkah malangnya bagi orang yang mati dalam keadaan tidak terampuni
Dosa ….. berlimpah, aib………… menggunung…
Kenistaan bagai selimut yang membungkus
Mati dalam keadaan munafik
Mati berlumur dosa
Mati ditempat maksiat [nauzubillahiminzalik ya Allah]



Ya Allah…….
Selamatkan orang tua kami ya Allah
Sayangi mereka melebihi kasih sayangnya kepada kami
Golongkan kami menjadi anakyang tahu balas budi
Cegah kami dari perbuatan durhaka sekecil apapun


Ya Allah….
Dibulan Ramadhan yang penuh rahmat ini
Selamatkan hamba-hamba-Mu yang telah berbuat baik kepada kami
Selamatkan guru-guru yang telah mendidik kami
Juga selamatkan orang-orang yang pernah kami sakiti
Buatlah hatinya ridho dan memaafkan kami


Ya Allah ….. Ya Karim…..
Selamatkan orang-orang yang telah menyakiti kami
Golongkan kami menjadi pemaaf yang tulus dan ikhlas



Ya Allah …
Jadikan di bulan yang mulia ini
Saat Engkau ijabah doa-doa kami
Kepada siapa lagi kami berharap selain kepada-Mu
Sedangkan Engkau penggenggam jagadm raya ini