Jumat, 15 Oktober 2010

10.000 Nama


Namanya Abdul Lathif. Usianya ditaksir telah melewati angka lima puluh tahun. Ia berasal dari Amerika Latin. Dalam konteks sejarah, Amerika Latin berarti semua wilayah benua Amerika yang dulunya merupakan koloni kerajaan Spanyol, Portugis, dan Perancis yang penduduknya berbicara bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa Latin. Dalam pengertian ini, wilayah Amerika Serikat Barat Daya seperti Florida dan Louisiana Perancis juga termasuk Amerika Latin.
Saat ini laki-laki itu menetap di kota Boston. Ia datang dari Amerika ke Mesir untuk bersilaturahmi. Sebelumnya ia adalah seorang non-muslim. Allah telah memberinya hidayah untuk memeluk agama Islam. Setelah keislamannya waktunya selalu ia isi untuk mengajak manusia pada agama Allah Swt.
Ketika ia tiba di Mesir, ia meminta salah seorang dari orang Mesir untuk menemaninya melakukan kunjungan ke berbagai pusat-pusat kegiatan keislaman. Saat itu ia minta diajak ke mesjid Amru bin Ash, yang dibangun pada tahun 641 M/21 H. Ketika berada di mesjid tersebut, ia mendapati beberapa orang turis yang tengah menelusuri dan menikmati mesjid tersebut. Lalu hatinya tergerak untuk mendekati mereka.
Kesempatan itupun tak ia lewatkan. Ia berbicara tentang islam, keindahan agama islam, tentang hakikat hidup di dunia dan tentang akhirat. Dengan kata-katanya yang bijak dan penuh daya tarik, akhirnya mereka yang ia ajak berbicara tersebut tersentuh lalu memeluk agama Islam.
Setelah mengucap dua kalimat syahadat, Syekh Abdul Lathif menanyakan nama masing-masing mereka, alamat e-mail, dan nomor telpon. Tujuannya agar ia terus bisa mengikuti perkembangan keislaman mereka. Saat orang Mesir yang menemaninya itu melihat buku catatan yang ia tuliskan di dalamnya nama-nama, alamat e-mail dan nomor telpon mereka yang baru masuk Islam itu, ia dapatkan telah tertulis 10.000 nama yang telah ia ajak masuk Islam.
Orang Mesir itu pun menjadi takjub dan kagum luar biasa. Betapa gigihnya Syekh Abdul Lathif dalam menyebarkan dakwah Islam pada setiap orang yang belum merasakan indahnya Islam.
Kisah singkat ini begitu luar biasa dan sangat menyentuh. Kisah ini saya dapatkan saat menghadiri ceramah dwimingguan di Mesjid Al-Madinah Al-Munawwarah, di Kawasan Hay Sabek, Madinat Nasr, Kairo. Saat itu seorang pemuda Mesir yang membawakan kisah ini. Semua yang hadir saat itu berdecak penuh kagum. Menimbulkan motivasi yang luar biasa!
Begitulah semestinya semangat dakwah yang dimiliki seorang muslim, yang mengaku menjadi pengikut Rasulullah Saw. Betapa umat ini akan senantiasa dalam kebaikan dan betapa Islam ini akan terus lebar sayapnya jika setiap muslim bergerak sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya masing-masing untuk mengajak manusia ke jalan Allah. Mulai dari diri sendiri, keluarga, kerabat, tetangga, dan seterusnya masyarakat serta seluruh manusia yang hidup di setiap penjuru bumi ini.
Tanpa Islam hidup ini akan terasa sangat hampa dan kering. Harta yang berlimpah tak lah mampu memberikan kebahagiaan dalam hati, jika hati kosong dari cahaya iman, jika dada selalu bergemuruh dengan nafsu.
Kita perlu bertanya, sampai saat ini sudah berapa manusia yang telah bisa kita Islamkan? Sudah berapa orang yang telah tersentuh jiwanya dengan Islam? Atau malah orang-orang semakin menjauhi dan membenci Islam karena kata-kata dan sikap kita selama ini?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar